Thursday, April 13, 2006

Hotel Reviews - Part I: Stars Hotels


Hotel atau penginapan jadi hal yang penting saat travelling. Dapet
hotel yang buruk malah bisa bikin bad mood dan ga lagi menikmati saat2
travel.



Saya coba mengumpulkan review pribadi tentang hotel2/penginapan baik di
Indonesa (ga pake i :p) dan negara2 lain, kelas budget sampe kelas
bintang.



Stars Hotel



Santika Group

Hotel2 Santika berada di bawah kepemilikan KKG - Kompas Gramedia Group. Biasanya ada diskon untuk karyawan KKG.

Santika, Jogja

Neng nong neng nong neng nong neng... Terpana, baby Joel berumur 7
bulan menatap para pemain gamelan berbaju Jawa, lengkap dengan
sindennya. Di sekitar orang lalu lalang, berbaju casual atau pun
berbaju formal. Begitulah suasana lobby Santika Jogja. Fasilitas yang
lain sih standard.

Di sini Joel pertama kali mengenal kolam renang. Dua dari empat hari di sini Joel berenang terus dan happy sekali.

Secara keseluruhan kesan saya baik tentang hotel ini. Kamarnya cukup
lega, tempat tidurnya ukuran extra king, pelayanan juga baik. Yang
keren lemarinya bisa diakses dari dua tempat. Satu sisi di sebelah
tempat tidur, satu sisi lagi di kamar mandi.

Letak hotel juga di tengah kota, tapi tidak di daerah crowded
Malioboro. Coffe shop-nya juga cukup menyenangkan. Ada tempat duduk di
luar, sambil menyantap sarapan, kita bisa lihat2 becak-becak
bersliweran di seputaran Gondokusuman yang damai.

Nilai plus lain, Santika Jogja dekat sekali dengan SMA saya, Stelladuce. *(dikunjungi: Desember 2004)

Santika Beach Resort, Bali

Bentuknya resort. Tempatnya nyaman sekali. Welcome drinksnya yang khas
sekali rasanya juga menimbulkan perasaan nyaman dan hangat.
Pelayanannya juga ramah.

Kolam renangnya besar dan terletak di tengah2 area hotel yang sangat
luas itu. Kamarnya yang berukuran sangat besar, mempunyai kamar mandi
tanpa pintu. Pintu yang ada hanya untuk membatasi area tidur dengan
area lain. Amenities cukup komplit, tapi jangan lupa bawa sikat gigi
dan pasta gigi.

Menu sarapan harap hati2 yang muslim, karena mayoritas orang Bali
beragama Hindu, mereka tidak terlalu pusing dengan kehalalan makanan
mereka, apalagi tamu mereka kebanyakan adalah bule.

Salah satu nilai minus (kalo bisa dianggap minus) dari hotel ini adalah
pekarangannya panjaaang sekali. Jadi setelah lelah berjalan di daerah
Tuban yang rame, kaki udah mau soak.. harus berjalan lagi beratus2
meter baru mencapai lobby, itu pun harus berjalan beratus2 meter lagi
baru sampai kamar. Namanya juga resort :D *(dikunjungi: November 2004)


Jayakarta Group
Jayakarta Jogja
Pengalaman buruk! Dan memalukan, :D. Bener2 memalukan.
Saya singgah di sini dalam perjalanan saya mengikuti tour Jawa-Bali overland. Kamarnya sih cukup ok, makanannya juga not bad at all.
Tapiiii.. ini memang salah saya sih, cuma saya masih agak 'sakit hati' dengan kejadian itu. Ceritanya gini, karena baju kotor sudah cukup banyak, saya menaruhnya di laundry bag yang ada di kamar. Laundry bag-nya dari bahan kain blacu.
Esoknya, pukul 9 pagi, saat kami semua udah masuk bis, untuk siap melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur, seorang petugas hotel naik dan mengumumkan bahwa penghuni kamar sekian mengambil laundry bag. Namanya disebut. Ketiga nama yang disebut adalah semuanya keluarga saya. Kebayang dong malunya. Hehehe.. Dia tambahin lagi, laundry bag itu bisa ditukar dengan uang seharga 10rb.
Dengan sangat malu dan agak marah, saya dan sodara2 langsung mengambil travel bag yang sudah masuk bagasi dan membongkar semua barang2 saya di hadapan dia. Saya ga ingat waktu itu ada jeroan juga :D kekeke.
Hmm.. udah salah kok malah marah2 ya :D

Jayakarta Lombok

Nice resort. Terletak di pinggiran pantai. Kamarnya besar dan suasana di lobi juga menyenangkan.
Sayangnya papa saya mengalami serangan jantung tak lama setibanya di sini, dan terpaksa dilarikan ke RSU Lombok. Tidak mungkin lagi saya bisa meneruskan menikmati keindahan hotel dan suasananya.

Shangri-la, Kuala Lumpur

Sepertinya ini hotel termewah yang pernah saya kunjungi.
Fasilitasnya juga lengkap banget, betul2 ga perlu bawa perlengkapan
apa2, setrika uap dan meja setrika pun ada. Teh yang di dalam kamar pun
diberikan teh yang enak banget rasanya.

Ini business hotel, jadi lobby terlihat sangat sibuk. Untungnya mereka
punya concierge yang ramah dan siap melayani. Ada pesan di mailbox pun,
disampaikan oleh mereka lewat sebuah catatan yang ditaruh di meja
telepon.

Letaknya juga ok banget, di jalan Sultan Ismail, tak jauh dari monorel
stesyen Bukit Nanas, berjalan sedikit jauh, kita sampai ke LRT
stesyen Dang Wangi. Jalan kaki ke Suria KLCC juga ok-ok saja dari sini.
Aksesibiliti-nya ok banget deh.

Hotel ini punya shopping arcade barang2 branded. Sejenak saya merasa seperti di Plaza Indonesia :D *(dikunjungi: Desember 2003)



Lido Holiday-Inn, Beijing

Salah satu Holiday-Inn di antara banyak HI lain di kota super luas ini.
Terletak di daerah pinggiran tapi mahal -maklum daerah expatriate-
hotel ini berada di kompleks Lido Place, area perkantoran, belanja,
dll.

Begitu masuk area hotel, tampak petugas hotel dengan seragam yang
mengingatkan pada seragam tentara -hijau garis2 merah. Di pintu masuk
ada patung prajurit jaman baheula di kiri dan kanan pintu. Hotel ini
sudah tuaaa banget. Peralatannya kuno banget. Temperature controlnya
masih yg warna coklat kemerah2an dengan tombol-tombol putar yang
kayaknya dari jaman sebelum kemerdekaan :D (hiperbola)

Walaupun perabotnya tua, kamar cukup nice sih. Cuma, kayaknya heaternya
kadang masih kurang hangat buat saya yang datang pas musim dingin di
Cina.

Kalo masalah pelayanan.. duh.. orang Cina masih harus belajar banyak
sih. Entah karena kehidupan mereka yang keras atau memang tidak ada
budaya memberikan service yang baik pada customer -jangan lupa, ini
negara komunis- saya agak kecewa dengan pelayanannya. Kadang mereka
juga jadi tidak sabaran karena kita tidak mengerti apa yang mereka
katakan dan minta mengulanginya. Hehehe.. pdhal emang susah lho
menangkap bahasa Inggris mereka, sama kayak orang-orang dari negara
lain yang tidak menganut sistem alfabet. *(dikunjungi: November 2005)



Bosei, Vienna

Berada dalam jaringan hotel2 Austria Trend, Bosei berlokasi di pinggiran kota Wina. Hotel yang berbintang 4 ini
justru membawa kesan kurang ok buat saya. Kamar tanpa AC, pemandangan
tembok tinggi, tidak ada welcome drink, tidak ada tea&coffee, tidak
ada bath robe, tidak ada amenities bahkan slipper.. sungguh shocking
experience buat saya yang baru pertama kali ke luar negeri, pertama
kali nginep di hotel bintang. Untuk pengantin baru seperti kami.. jd
kurang romantis suasananya.. ehmmm.

Untungnya sarapannya enak. Hamnya enak, kopi yang harum, sambil
menatap lapangan golf hijau di kala summer.. hmmm. O ya, pegawainya
banyak orang Filipin, saya sempet kecele mengira mereka orang Indonesia.

Untungnya lagi si hotel ini dekat dengan stasiun trem (S-Bahn)
Gutheil-Schoder-Gasse dan cukup dekat juga dengan stasiun metro
(U-Bahn) Tscherttegasse yang dilalui U6.

Untungnya lagi kota Wina cantik banget... untungnya lagi saya lagi bulan madu.. jadi semua terasa indah2 saja :D hehehehehee

Tapi kalo saya ada kesempatan ke Wina lagi, rasanya saya ga akan milih hotel ini lagi. Abis jauh dari mana-mana! *(dikunjungi: Juni 2003)



Windorsuites, Bangkok

Letaknya di Sukhumvit, daerah terkenal di Bangkok itu.

Pertama masuk, saya sudah tercengang-cengang dengan elevator mereka.
Untuk menuju ke sebuah lantai, kita harus memasukkan kartu/kunci kamar
(access card). Jika kamar kita tidak terletak di lantai itu, kita ga
bakal bisa mencet angka kamar itu. Canggih... Tapi untuk fasilitas
umum, model restoran, kolam renang, gym sih bisa diakses tanpa kunci.

Pas masuk kamar, saya tercengang-cengang lagi... ada ruang duduknya
lho! Di ruang duduk yang besar itu ada mini bar, tivi, washtafel,
lemari, dll. Di dalam kamar, ada tivi lagi.

Sayangnya segala kekerenan kamar ini tidak didukung oleh service yang
baik. Housekeeping yang saya panggil karena di kamar mandi tidak ada
handuk sama sekali, juga tidak ada keset, datang mengenakan slipper dan
bersikap rada seenaknya dan terkesan tidak respek. Waktu saya tanyain
tentang keset, bathrope dan slipper, dia bilang: 'No have.'

Bbrp hari kemudian baru saya tahu, teman2 saya di kamar lain bisa menikmati bathrope dan slipper tuh!

Lalu lagi... baru tinggal 3 hari di hotel dari jadwal 6 hari, access
card saya tiba-tiba ga bisa lagi untuk membuka pintu kamar, tapi bisa
untuk akses elevator. Harus turun lagi dari lantai 23 ke receptionist
untuk dibukakan lagi aksesnya, dan bbrp teman juga mengalaminya. Kesan
yang ditimbulkan adalah mereka kurang prof dan kurang organized.

Mungkin karena ini adalah hotel transit, sehingga mereka tidak terbiasa
diinapi lama? Tiap hari saya bertemu rombongan besar turis (biasanya
Jepang) yang datang dengan bis besar2.

Enaknya tinggal di sini, dekat dan mudah ke mana-mana. Makanan pinggir
jalan juga sangat mudah ditemui dan enak2! Selain itu, mudah menjangkau
interchange stasiun skytrain (yang mereka sebut BTS) Asok dan
subway. *(dikunjungi: Maret 2006)

No comments :

Post a Comment