Friday, April 19, 2013

Before I Throw Them Away

Belum lama ini seorang teman yang sangat cerdas sekaligus artistik memperkenalkan kami kepada compost art, seni dari sampah, khususnya sampah dapur.
Sebagai tukang masak di rumah, tentu saya berhadapan dengan sampah-sampah jenis ini di rumah. Pernah sih, beberapa tahun lalu tepatnya Agustus 2011, Chloe & saya membuat gadis jagung ini:

corn girl - by C
Tidak dilanjutkan karena tidak terpikir untuk membuat karya berikut. Waktu itu saya masih merasa melayang-layang akibat ketidakstabilan hormon karena baru saja melahirkan anak ketiga beberapa bulan sebelumnya, jadi yang jadi ide dadakan ini timbul dalam rangka: surviving.
Teman saya itu mulai sering memamerkan karyanya di wall Facebook-nya. Lalu teresonansikanlah oleh respons sekian banyak teman yang akhirnya jadi punya profesi sampingan baru: perupa compostart.

Maka, mulai banyak yang tersengat. Termasuk saya.
Ini karya pertama saya, serba kulit dari kulit bawang merah, kulit bawang putih, kulit oyong, kulit telur dan ampas teh tubruk:
13 Maret 2013
Sampai April datang, dan saya mulai agak semangat lagi. (Payah memang, saya selalu harus berperang dengan ketidakonsistenan dan mood saya yang naik turun). Ini dua karya saya yang rasanya lumayan bisa dipamerkan:

The Aviator



My Best Friend's Wedding
Anak-anak juga ikutan bikin. J&C antusias mencoba bongkar pasang sampah-sampah dapur ini. Lumayan banget, bahan gratis, ramah lingkungan, dan memupuk kebebasan (baca: keliaran) berimajinasi.

King of Egypt by J

Kalau ingin lihat yang lain, album compostart lengkapnya ada di sini:
compostart

No comments :

Post a Comment