Thursday, December 13, 2012

Pipit dan Angin

"Kau ini mahkluk apa?" kicau pipit muda di pucuk pohon asoka kepada angin yang mengembusinya lembut sore itu, "Wujud pun tak ada!"
Angin tua sekali lagi mengembusi helai-helai sayap si pipit muda. "Kau masih muda. Belajarlah yang banyak."
"Aku sudah banyak tahu, bukankah aku selalu hinggap dari pohon satu ke pohon yang lain? Kupelajari semuanya sendiri, aku begitu banyak pengetahuan."
"Tentu, pipit kecil. Kau pelajari sendiri. Kau memang hebat."
Pipit mengepak-kepakkan sayapnya pongah. Angin meliukkan batang asoka. Pipit kecil hampir tergelincir.
"Hei! Apa yang kau lakukan? Kau iri pada kecantikanku?"
Angin menerpa wajah si burung. Tersentak pipit kecil ke belakang. "Siapakah Anda, Tuan?"
"Aku si Angin Tua. Sebelum kau lahir aku sudah ada. Aku telah menjelajahi tiap sudut terujung dunia ini. Dinginnya dingin dan teriknya terik sudah kualami.Pergi, lihatlah dunia, supaya kau pelajari makna hidup. Menarilah seperti aku menari, memberi kesejukan bagi semua makhluk, menghapus peluh penanam gandum, mengusir penat si tukang batu.."
Pipit kecil tergeragap, disangkanya dia yang terindah dari semua mahkluk. #bersambung

No comments :

Post a Comment