Tuesday, January 7, 2014

Malang Trip bag.2 - Let the fun begin!

27 Desember 2013 - Sore hingga Malam di BNS

Sesuai rekomendasi orang-orang, kami pun berniat mengunjungi Batu Night Spectacular (BNS). Saya sudah baca sedikit ulasan tentang tempat ini, pendeknya ini adalah sebuah tempat hiburan yang tersohor di kalangan orang Jawa Timur, Disneyland-nya orang Malang bisa dibilang begitu.  Saya penasaran, khususnya dengan Taman Lampion-nya. 

Petugas hotel Harris sudah mengingatkan untuk berangkat sebelum pukul 16.00, karena dijamin macet. Kami berangkat 15.30 setelah rehat sejenak. Padahal saya belum puas menikmati hotel yang cantik ini. Maklum, sudah sekian lama menahan diri untuk mengirit biaya penginapan, sekali-kali ingin bisa mengulang masa lalu ketika masih berstatus karyawan, menginap di hotel bagus.

Sedikit bercerita tentang hotel ini, letaknya di dalam kawasan hunian eksklusif Riverside, di jalan raya menuju Surabaya. Jadi, hotelnya tidak di pinggir jalan, harus masuk agak dalam. Jalan masuknya pun indah. Kesan yang saya dapat dari hotel ini adalah 'young and stylish'. Petugas mengenakan kaos dan ikat kepala oranye, terlihat cerah dan bersemangat. Kamarnya sendiri sangat menyenangkan. Selain king size bed -- dilengkapi dengan semacam guling kecil-- tersedia pula satu tempat ekstra yang cukup empuk untuk ditiduri, pas banget dengan konfigurasi kami. ;) Kolam renangnya ada tiga, satu kolam dalam, satu kolam dengan perosotan, satu kolam bayi. Pemandangan dari kolam renang indah, karena letak hotel agak tinggi. Saya jatuh cinta pokoknya. Sayang tarifnya kurang menyenangkan. ;)

Foto diculik dari website hotel Harris Malang. Sulit meninggalkannya.
Dengan agak segan, karena masih dilanda euphoria (baca: norak) dengan kamar yang cantik, berangkatlah kami sore itu ke kota Batu dipandu GPS. Kami diantar melewati jalan yang nampaknya tidak populer, tak banyak yang lewat, tiba-tiba kami sudah sampai di jalan menuju BNS. Ramai dan padat sekali, penuh dengan mobil. Mencari parkir memang tidak mudah, namun akhirnya kami dapat juga tempat parkir di sebuah tanah lapang. Sewa tempat itu adalah Rp10.000 sepuasnya, sementara tarif parkir resmi di dalam BNS adalah Rp5.000.

Tidak banyak foto yang saya ambil di BNS, karena tempat ini sungguh tidak memenuhi ekspektasi. Dari tiket masuk yang Rp25.000 hingga tiket-tiket lain yang harus dibeli jika ingin bermain, saya sudah agak kecewa. Kok mahal, ya.

Ah, BNS ini sebenarnya tidak lebih dari sebuah pasar malam yang agak keren. Saya tidak terlalu tertarik dengan mainannya. Ada gokart, sepeda terbang, rumah kaca (satu-satunya yang gratis), rumah hantu, bumpercar yang diiringi musik disko, atau yang paling heboh New Orbitor (semacam piringan raksasa yang bisa terbalik-balik -- pasti mual-mual seru di dalamnya), bagi saya biasa saja. Dufan punya yang lebih bagus! (Sombongnya orang Jakarte). Mungkin satu-satunya yang menarik hati adalah Lampion Garden, itu pun harus ditebus dengan tiket seharga Rp12.500/orang, Kimi gratis karena tingginya masih di bawah 85cm. Ya, untuk menikmati keindahan lampion di taman ini, kami masih harus merogoh kocek. Entah untuk apa tiket masuk seharga Rp25.000 itu.

Ini foto-foto yang sempat saya ambil di BNS, kebanyakan berlokasi di di Lampion Garden:
Arena Gokart. Kota Malang terlihat jelas dari sini. Indah.
Mimi "Mouse" kecil berfoto dengan Donald Duck
Thumbellina? Lampion berbentuk bunga teratai ini terapung di atas kolam.
Wahana Sepeda Udara, dilihat dari benteng dalam Lampion Garden
Balon udara
Mobil lampion. Pengantrinya banyak.
Monkey Jump, kesukaan Joel & Chloe. Rp7.000/anak
Joel, Chloe, dan Kimi main sebentar di Kidzone. Di tempat ini, mainannya lebih cocok untuk anak kecil, mainan-mainan yang aman. Kimi ditemani saya mencoba mainan merry-go-round berbentuk mobil, dan mobilnya itu sesekali akan miring ke kanan-kiri.

Kimi kami yang ceria duduk dengan pede di bangku depan, saya di belakangnya. Ketika mobil itu mulai miring, dia berteriak, "Cacut! Mama, cacut. Cowong! Mimi cacut!" (terj. "Takut! Mama, takut! Tolong! Mimi takut!"). Ahahahahah. Saya tergelak namun kasihan. Tapi sebentar aja kok, tak lama Mimi pun mulai tenang di bangkunya.

Joel & Chloe mencoba beberapa mainan lain, yang sebenarnya tak banyak beda dengan yang ada di Timezone. Timezone di Supermal Karawaci mungkin bahkan lebih seru mainannya. 

Anyway, BNS-nya sendiri menawarkan pemandangan yang menyegarkan jiwa, keindahan kota Malang terlihat jelas dari sini. Cantik. Gemerlap lampu-lampu taman hiburan ini juga cantik. Untung masih ada yang bisa dinikmati.

Kami tak berlama-lama di BNS, sekitar pukul 7 kami segera pulang menuju hotel yang masih jauh di Malang sana. Karena ingin melihat kota Malang, kami mengambil arah ke kota. Salah besar! Macet. Kami melewati kampus UMM-Tlogomas yang megah. Suasana kampus amat terasa di sini. Hasil pengamatan saya, banyak toko yang berjualan jilbab, ada gimmick promo beli berapa gratis satu gitu. ;) Nice.

Akhirnya kami terurai juga dari kemacetan, cari makanan untuk dimakan di hotel, lalu sampailah kami di hotel. Chloe yang sudah tertidur pulas melewatkan makan malam, sementara yang masih melek menyantap menu malam itu: begor, nasgor dan kwetiau goreng. Malam yang luar biasa melelahkan. Iyalah! Kami baru menempuh perjalanan sejauh lebih dari 200km, dan belum sempat mendapat istirahat yang bergizi. Tapi saya senang, sih. Kamarnya nyaman. *kamar lagi kamar lagi

No comments :

Post a Comment