Sunday, May 26, 2013

[Intro] Discipline That Connect Your Child's Heart - Parenting Book

Saat ini saya sedang membaca buku berjudul panjang sangat ini: Discipline that Connects with your Child's Heart. Saya beli versi kindle di Amazon, tak sampai $3.
Buku ini seperti ditulis bagi saya, si ibu yang cepat gusar ini. Kata-kata di dalam buku ini seperti bolak-balik menempeleng saya, meruntuhkan semua pendapat saya tentang otoritas orangtua, memaksa saya mendefinisikan ulang kata ini: disiplin.
Sebelum buku ini, saya sudah mendapat pembekalan dari gereja lewat Parenting Life, sebuah organisasi Kristen yang misinya adalah memperlengkapi para orangtua dalam menjalankan tugasnya di muka bumi ini. Saya juga sudah banyak membaca buku-buku parenting yang cenderung membuat saya berpikir jika saya lakukan arahan mereka, maka saya akan dapatkan hasil sesuai harapan.
Ternyata tidak semudah itu. Anak sulung saya termasuk 'sulit'. Hubungan kami pun makin mengarah ke gagal komunikasi, karena memang tidak mudah menyelami jalan pikirannya. Saya sudah mulai putus asa, karena membangun komunikasi dengannya sangat melelahkan. Butuh stamina panjang dan dosis kesabaran super ekstra tanpa limit. Sayang, stamina dan kesabaran adalah dua hal yang tidak secara alami tertanam dalam chips saya.
Buku ini menyeimbangkan apa yang telah jadi pemahaman saya selama ini. Memang ada yang harus diluruskan, agar tak sesat dalam menginterpretasikan tugas dan otoritas yang dimandatkan Tuhan kepada para orangtua.
Satu yang rasanya belum pernah disinggung atau tak dibahas secara mendalam tentang praktek pendisiplinan yang semestinya merekatkan hubungan orangtua dengan anak, yang bicara ke hati anak, yang justru membuatkan makin merasa aman. Disiplin yang saya lakukan saat ini adalah tarik-menarik dua kutub: disiplin sewenang-wenang dan disiplin kalau-sedang-ingin. Disiplin yang benar adalah disiplin yang membuat anak merasa bisa aman dengan kita.
Buku ini menarik dan menjawab kebutuhan saya, karena secara khusus penulisnya punya pengalaman yang sangat solid dalam menangani anak-anak yang dengan spektrum austime, atau memiliki masalah dalam sensori integrasi, pendek kata mereka paham bahwa tidak semua anak bisa ditangani dengan cara yang sama.
Sebagai orangtua dengan tiga anak laki-laki, Jim & Lynne Jackson setiap harinya harus berhadapan dengan 3A - ADHD, Asma & Alergi. Mereka pun babak belur awalnya. Tetapi mereka terus belajar, dan kini lewat pelayanan nirlaba Connected Families, mereka menjangkau banyak orangtua yang memiliki kesulitan dalam menjalankan fungsinya.
Jim adalah orang yang melayani anak-anak & orang muda yang berasal dari golongan keluarga miskin (berpenghasilan & berpendidikan rendah), sementara Lynne adalah terapis okupasi berlisensi yang biasa menangani anak-anak dengan masalah sensori, autisme, dan ADHD. Lynne sangat murah hati membagikan trik-trik menangani melt-down yang kerap dialami anak-anak ini.
Saya senang karena menemukan buku ini. Punya tiga anak yang masih kecil-kecil jelas membuat saya harus memecut diri untuk terus belajar  menggembalakan mereka sesuai Firman Tuhan, dengan sebisa mungkin tidak lupa berusaha mengembangkan diri sendiri. Saya tidak berencana untuk mengubur diri dalam tumpukan pekerjaan rumah yang tak pernah habis. Saya ingin dapat dua-duanya. Anak-anak yang menyenangkan hati Tuhan dan saya yang menyenangkan hati Tuhan.
Supaya isi buku ini lebih meresap di hati, tak sekadar jadi tambahan pengetahuan belaka, saya akan membuat ringkasan tiap bab dari buku bagus ini.
Setelah posting yang ini.

No comments :

Post a Comment