Sedianya, Solo akan kami jadikan tempat transit saja sebelum kami berangkat ke Malang. Mobil yang kami bawa dari Serpong, akan dititipkan di rumah keluarga Pampi di daerah Kerten.
Namun, ternyata pas ada undangan pernikahan kerabat dari pihak Ibuk (my mom in law). Resepsi pernikahan dilangsungkan di area Kraton Kasunanan Surakarta, di nDalem Purwohamidjayan - Baluwarti. Saya langsung bersemangat, karena selain akan melihat pernikahan dalam adat Jawa, saya dengar bahwa ini adalah resepsi piring terbang. Wah, ini baru buat saya. Mengapa piring terbang? Akan saya ceritakan nanti.
nDalem Purwohamidjayan. foto: Muh. Nasir |
Karena terhitung kerabat, kami mendapat tempat persis di sebelah kiri panggung. Musik Jawa mengalun sepanjang acara, musik campur sari kalau tidak salah namanya.
Inilah kedua pengantin, duduk bersisian di pelaminan, didampingi orang tua/wali mereka. Waktu saya tiba, hanya pengantin perempuan yang ada di pelaminan. Entah di mana pengantin pria, yang saya tahu saat itu di tengah pendopo sedang terjadi semacam percakapan yang sepertinya diskenariokan, antara beberapa orang pria, dialog dalam bahasa Jawa tingkat tinggi. Entah apa yang diperbincangkan. Mungkin sedang rembukan. Lama pokoknya. Setelah itu, pengantin melakukan upacara sungkeman yang menyentuh. Ada tangis haru malam itu, orang tua yang melepas anaknya, dan anak yang minta restu dari orang tuanya. Semoga pintu silahturami selalu terjalin erat.
Bangunan kuno ini nampaknya bersejarah. Dahulu Purwohamijayan bernama nDalem Brotodiningratan, karena merupakan kediaman KPH Brotodiningrat - beliau adalah menantu Paku Buwono X yang bertugas sebagai bendahara negara di Kraton Kasunanan. nDalem itu kemudian beralih kepemilikan kepada Jend. Sudjono Hoemardani, besan PB XII, ayah R.M Djoko Maruto yang menikah dengan G.R.Ay Kris. Karena RM Djoko Maruto bergelar Purwohamijoyo, maka nama nDalem pun berubah menjadi nDalem Purwohamidjayan. Info yang saya baca dari situs ini.
Enaknya menghadiri resepsi di tempat terbuka adalah: bebas jalan-jalan hilir mudik. Bahkan ada penjaja balon yang segera saja jadi idola anak-anak. Saya pun terpaksa membelikan balon untuk Kimi dan Chloe, kalau tidak mereka akan terus merengek dan tentu akan mengganggu acara malam itu.
Hiu biru dan merah jambu milik Otniel si sepupu dan Chloe ikut meramaikan. |
Joel dan patung pemanah |
Patung gajah |
Para pramusaji yang selalu bergerak cepat seperti sedang kejar setoran |
Para undangan tinggal duduk dan makanan pun datang menghampiri |
Kayaknya enak, nih. Pengen ngambil satu tapi malu. |
Para undangan dihibur oleh sepasang penari. Ini adalah akhir dari resepsi. |
Setelah berpamitan, kami segera bergegas ke Stasiun Balapan, karena kode reservasi harus ditukar dengan tiket. Pukul 21 lewat, kami "check-in", dan pulang dengan terburu-buru ke rumah keluarga di Kerten, beristirahat sebentar sambil menunggu jemputan taksi membawa kami ke stasiun nanti malam. Jadwal berangkat kereta adalah pukul 23.10.
Good night!
No comments :
Post a Comment