Thursday, January 22, 2015

Terpikat Albury

Saat mobil sewaan kami bergerak meninggalkan Canberra siang itu, hati saya sudah berdebar-debar membayangkan apa yang menanti kami. Dalam benak saya, Albury, adalah sebuah kota kecil yang tenang, indah, dan nyaman. Mungkin seperti pedesaan di Inggris, seperti yang selalu tergambar dalam kepala saya saat membaca buku-buku penulis Inggris, atau lebih tepatnya, saya membayangkan adegan Hercule Poirot mengusut kasus pembunuhan di desa. Warga yang senang bergunjing. Paman yang kaya tapi tertutup. Bunga-bunga cantik bermekaran. Kuda-kuda. Sapi-sapi. Ayam dan telurnya. Semua itu berkelebat acak, seolah-olah hendak memberikan pengantar kepada kunjungan ini. Apakah bayangan itu akan benar?


344 km dari ibu kota Australia, dari negara bagian khusus ACT, kembali ke negara bagian NSW. Rute ini sebagian besar kami lewatkan di Hume Motorway/M31. Perjalanan kami tempuh hampir 4 jam.
dengerin radio untuk mengusir kantuk. Kualitas audio Passat top banget!
Langit amat cerah, awan berarak. Perbukitan yang kami lewati kadang terlihat gelap, jauh lebih gelap ketimbang bagian di dekatnya. Saya baru sadar, ternyata bagian gelap itu adalah bayangan dari awan.
Perjalanan kali ini cenderung membosankan, cuaca yang panas terik, padang rumput membentang di kanan dan kiri jalan, sesekali nampak rumah tak bertetangga. Sepinya benua ini.




Panasss!
sepanjang jalan menuju Albury 
Namun, akhirnya kami sampai juga. Waktu menunjukkan pukul 19.44 waktu itu. Sudah malam, tapi masih terang.

Albury adalah sebuah kota di negara bagian New South Wales yang berbatasan dengan negara bagian Victoria. Tepat di sisi lainnya, terpisahkan oleh sungai Murray adalah Wodonga. Kedua kota yang bersebelahan ini disebut-sebut sebagai twin cities, dan sering disebut sebagai satu entitas: Albury-Wodonga.

Saat tiba di Albury
Ah, Albury memang manis. Suasana tenang langsung menyergap. Kedamaian itu hangat terasa. Bahkan saat saya membeli es krim untuk tiga krucils di minimarket Coles. :)

Berbekal pengalaman di Canberra, ketika peralatan masak amat sangat lengkap, namun bahan makanan tidak tersedia, dan toko-toko yang tutup pukul 20.00, kami menyempatkan diri membeli telur ayam dan ham. Sudah waktu makan malam, dan ini kota kecil. Tempat menginap kami lebih terpencil lagi, di Glenroy, North Albury.
Welcome to Albury
Hotel atau tepatnya motel yang akan jadi tempat tinggal kami malam itu bernama Hume Country Motor Inn. Persis seperti namanya, letaknya memang di pedesaan. Desa yang modern tentu.
Terakhir saya cek di Tripadvisor, penginapan ini menduduki ranking 1 dari semua hotel di Albury. Keren, ya? Saya tahu kenapa. Suami istri pemilik penginapan ini ramah dan bersahabat. Entah kenapa saat check-in kami tidak dimintai paspor, jangan-jangan mereka belum pernah mendapat tamu asing? O ya, saat mengambil kunci kami mendapat satu kotak kecil susu segar merk Pura.

Saat kami sampai malam itu, kamar kami belum sangat siap sebenarnya. Ada lembaran koran terbentang di lantai dan obat nyamuk semprot. Kami beri tahu pemiliknya, seorang perempuan muda bernama Justina. Justina minta maaf, memberitahu kami bahwa saat musim panas seperti ini biasanya banyak serangga seperti kecoa. Tak lama kamar itu sudah rapi lagi.

dua bocah tak kenal lelah dan satu yang agak lelah di depan kamar kami 
Pekarangan yang teramat sangat luas
Tetangga depan. Selain kapal ada kandang ayam!
Dapur kecil itu ternyata tidak memiliki kompor. Peralatan makan memang lengkap, tapi satu-satunya alat memasak hanyalah microwave dan ketel air panas. Dengan sedikit trik, saya yang biasanya menggunakan microwave hanya untuk menghangatkan atau mencairkan makanan, berhasil juga membuat masakan seperti ini:
Ham, scrambled egg, toast. The ham tasted really good!
------------------------------------------------------------------------------------------
Botanic Garden
Keesokan paginya, setelah sarapan gratis ala continental, kami langsung check-out lagi. Tujuan pertama kami adalah Albury Botanic Garden. Katanya bagus. Dan memang bagus! Sekitar satu jam kami lewatkan di tempat yang cantik dan bersih ini. Tiga bocah amat bahagia di sini. Tak ada satu pun yang merengek minta pulang. Sayang Children's Garden sedang ditutup karena hari Rabu adalah hari istirahat bagi rerumputan dan dinosaurus di taman itu. :) Lucu, ya!

Pagi menjelang siang itu kami bertemu dengan seorang ibu yang membawa balitanya. Si Ibu membaca buku, anaknya main dan makan bekal yang dibawakan ibunya. Pengunjung taman lainnya adalah seorang perempuan yang sepertinya seusia saya, yang duduk-duduk saja, menikmati musim panas.

Salah satu pintu masuk
Menonton bebek-bebek berenang
Jalan masuk
Taman seluas (dan segratis) ini dipelihara kebersihannya oleh petugas yang berkeliling dengan sebuah kendaraan khusus. Seorang teman bertanya, bagaimana cara mereka menjaga kebersihan taman dari kotoran unggas seperti sekawanan bebek yang juga menghuni taman ini. Jawabannya saya tidak tahu, tapi mungkin petugas-petugas itulah yang bisa menjawabnya.
Cantik, ya
Bebek kocar-kacir karena ulah tiga anak kota ini
Indahnya hidup ini
The Library Museum
Kami berkeliling-keliling memutari pusat kota Albury sebelum akhirnya parkir tak jauh dari tujuan berikut: Library Museum. Begitu mungilnya kota ini, sehingga yang disebut CBD itu terasa bagai sebuah pojokan di Kemang yang dikurangi 75% penduduknya. Berlebihan tentu. :p

Library Museum ini sebenarnya adalah sebuah gabungan perpustakaan dan museum. Sayap kiri adalah perpustakaan normal, sayap kanan adalah museum.

Hari itu di perpustakaan sedang ada acara. Dari profil pesertanya, saya tebak acara ini diselenggarakan untuk anak-anak dengan kemampuan terbatas. Ada makanan dan minuman terhidang, sehingga saya yang sedang lapar harus menahan diri untuk tidak meliriknya.

Anak-anak kami segera tenggelam dalam empuknya bantal dan lautan buku.

nyaman

oh, ini keterlaluan nyamannya!
pojok nyempil, bisa baca sambil mengamati jalan di luar
di bagian buku untuk anak pra remaja
Tak rela pergi, tapi harus pergi. "Nanti balik lagi, kan?"
------------------------------------------------------------------------------------------------
Albury Bagiku
Walau jumpa baru sekejap, rasanya saya ingin tinggal di Albury. Sisi romantis saya menjerit-jerit bahagia saat menyentuh udara Albury. Dinding-dinding warna terakota, rumah-rumah berukuran besar yang tak sedikit di antaranya memiliki kapal boat. Bunga-bunga cantik. Kota yang rapi, bersih, dan teratur. Keheningannya. Semuanya memikat. Namun di sisi lain, sisi realistis saya tak gentar menggugah, "Mau kerja apa kamu di sini?"
Albury bagiku adalah:
1. kota kecil tenang, santai, cantik, menyenangkan, yang mengingatkan pada Salatiga
2. perjumpaan pertamaku dengan Vegemite, makanan Aussie yang membingungkan
3. taman kota luas yang cantik banget
4. kota yang tidak terlalu banyak orang Asianya
5. bule-bule yang ukuran tubuhnya sedang, jarang ketemu orang-orang yang tinggi besar
6. tempat-tempat makan yang menghimbau pengunjungnya merapikan dan membersihkan meja yang mereka gunakan

 
sebuah penginapan yang menghimbau tamunya untuk menaruh dan menyusun piring kotornya di dalam bak cuci

7. penginapan yang menghimbau tamunya untuk menaruh dan menyusun piring-piring kotor di dalam bak cuci
8. tempat yang harus dikunjungi lagi!

Hume Country Motor Inn
---------------------------------------------------
Off we go
Sedih rasanya saat harus meninggalkan Albury. Terlalu sebentar mampirnya. Kurang puas menjelajah. Baik di botanic garden, maupun perpustakaan, kami mendapat protes dari anak-anak, yang belum merasa puas bermain dan membaca buku.

Tapi kami harus pergi. Masih ada Melbourne. Itu juga mirip-mirip, 300 kilometer lagi.

Bye, Albury. Rasanya aku ingin tinggal di sini. Beneran.

No comments :

Post a Comment