
Hidup dengan satu income, sementara aku --sang ibu-- tinggal di rumah, menggaji seorang nanny (baby sitter) terasa sebagai sebuah pengeluaran yang membebani.
Kami lalu memutuskan untuk say good bye to the nanny yang sudah mengasuh J dua tahun terakhir ini. Selain itu, jika ada seorang nanny di rumah, fungsiku bakal jadi tak jelas.
Tidak banyak keluhanku terhadap dia. Dia cukup oke, sayang anak-anak, bisa masak, berinisiatif, cuci bajunya bersih, dan cukup rapi. Walau, tentu sebagai seorang gadis, kegenitan-kegenitan masa muda juga melanda dirinya.
Siti mengasuh bayi laki-lakiku sejak dia berumur 8 bulan. J cukup merepotkan dalam hal makan. Ngemut! Dan ngemutnya ini bisa berlangsung lamaaa.. Pernah, dia baru selesai menelan suapan terakhirnya setelah dua jam berlalu. Huh.. butuh kesabaran tinggi memang menghadapi anak ini pada saat jam makan. Oh.. kebayang seperti apa penderitaanku ketika waktu makan datang.
Siang itu kami mengantar Siti ke rumah kontrakan temannya. Kami berpisah setelah saling memberi pelukan.
Thank you Siti for taking a good care of my baby J for more than two years. You are such a helping hand to a desperate mom who is torn between work and motherhood.
The Little Boy
J masih terlalu kecil untuk mengutarakan perasaannya. Dia baru berumur 2 tahun 7 bulan saat Sus-nya pergi dan tak kembali lagi. Biasanya Sus hanya pergi satu minggu untuk pulang kampung, kali ini Sus tidak pulang lagi.
Aku tidak bisa membaca pikirannya. Dia tidak menangis sedikit pun waktu Sus pamit padanya. Juga waktu Sus minta maaf padanya. Ugghhh... mengharukan sekali waktu itu. Seperti berpisah dengan sahabat kita yang pindah ke kota lain.
J juga tidak menyebut-nyebut tentang Sus-nya. Aku sampai bertanya-tanya dalam hati, mungkinkah dia justru merasa senang karena Sus Siti-nya tidak bersama dia lagi. :)
Bersamaan dengan itu, pelan-pelan J kami ajar untuk tidur sendiri di kamar barunya, tadinya J tidur bersama kami. Transisi yang kami kerjakan perlahan-lahan dengannya, rumah baru, kehilangan Sus Siti dan kehilangan tidur bareng Papa Mama.
Suatu pagi, beberapa minggu setelah Siti pergi, J terbangun dari tidurnya, membuka pintu kamarnya.
"Sus? Sus di mana?"
Oooohhh... air mataku menitik. Putra kecilku merasa kehilangan juga akan sahabatnya.
Good bye, Sus. You will always be remembered in our heart.
No comments :
Post a Comment