Hari Minggu lalu saat ibadah, saya membaca di warta jemaat: tanggal 4-25 Maret ini adalah momen doa puasa korporat gereja kami.
Sudah lama saya tidak serius berpuasa. Kebanyakan hanya skip sarapan. :p Kali ini saya sangat tertantang untuk bisa mendisiplinkan diri lagi, mendisplinkan daging agar tidak terlalu berkuasa dalam hidup saya.
Momennya pas, masa prapaskah. Umat Kristen (protestan) tidak banyak yang kenal apalagi terbiasa dengan tradisi berpuasa. Jika umat Islam punya puasa Ramadhan, juga puasa Senin-Kamis, dan umat Katolik punya kebiasaan berpuasa/pantang tiap masa prapaskah, seharusnya umat Kristen pun demikian. Pesan ini ditangkap dengan sangat baik oleh radar roh saya, yang sudah lama tidak saya indahkan karena merasa dulu saya sudah hidup radikal, sekarang waktunya bersenang-senang.
Tidak, saya mau kembali lagi. Mendisiplinkan diri, membangun iman, memberi makan roh saya, agar punya kepekaan yang kuat terhadap suara Allah, agar berada dalam gelombang yang sama dengan Allah.
Awalnya dari sebuah khotbah di bulan Februari oleh pendeta Jimmy Setiawan dari GKY. Beliau menegur umat Kristen yang serampangan, sembarangan saat di rumah Tuhan, begitu seenaknya (main hape, sms, terima telepon, dll). Lalu ada lagi program Early Rise Challenge saya ikuti dengan sangat loose. Email yang datang ke mailbox saya tiap hari itu sedikit banyak menegur diri saya yang selama ini sudah hidup dalam ketakteraturan, semau gue.
Maka, selain berusaha bangun lebih pagi -- mau ga mau saya tidur lebih pagi -- hari Minggu tanggal 3 Maret lalu, saya mulai jalan pagi. Saya belum tahu apakah akan saya lakukan rutin setiap hari atau tidak, tapi saya sudah bertekad untuk bisa hidup lebih aktif, banyak bergerak, paling tidak bisa jalan minimal 3x seminggu.
Lalu, puasa. Puasa adalah kebiaaan yang sangat baik untuk membuat tubuh kita sadar bahwa kita hidup bukan hanya dari makanan saja. Roh kita, yang ada di dalam diri kita itulah yang lebih penting. Roh lah yang lebih perlu kita rawat, kita kasih makan, kita manjakan dengan nutrisi, vitamin, dan lain-lain.
Waktu masih muda, masih SMP, saya rutin berpuasa tiap hari Jumat. Bahkan hari-hari menjelang hari Pentakosta, saya akan sekuat mungkin puasa 10 hari. Puasa yang saya lakukan kala itu adalah seperti puasa umat Islam: tidak makan dan tidak minum tetapi tanpa sahur.
Sekarang setelah saya mengenal beberapa jenis puasa:
1. puasa absolut -- tidak makan dan tidak minum
2. puasa Daniel -- puasa seperti vegan, tapi lebih ketat, semua asupan harus memenuhi kaidah makanan/minuman sehat.
3. puasa normal/water-only fasting -- tidak makan selama jangka waktu tertentu.
4. puasa sebagian, atau di Katolik disebut berpantang
5. masih ada jenis puasa yang lain, bisa baca di sini
saya lebih cenderung dengan water-only fasting, seperti yang sudah saya lakukan sejak tinggal di Jakarta.
Untuk puasa korporat kali ini, selain puasa biasa, saya juga akan berpantang selama dua mingu ini, puasa minum kopi :p. Semoga selain mendapatkan berkat rohani yang luar biasa -- bisa dekat lagi dengan Tuhan -- saya juga kepengen dapat bonus lainnya: lebih langsing. Hahaha.
Mari berpuasa, pertajam telinga rohani kita. Yuk.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Our sponsors
Labels
9S10A
(
1
)
Family
(
2
)
Fred Rogers
(
1
)
MFW
(
3
)
SAHM
(
1
)
activities
(
5
)
art
(
3
)
asisten oh asisten
(
1
)
bible
(
2
)
compost art
(
4
)
dear hubby
(
2
)
devotion
(
1
)
digiscrap
(
1
)
fiksi
(
9
)
fiksiku
(
2
)
film
(
1
)
freebie
(
6
)
home-ed
(
3
)
hubby
(
2
)
humaniora
(
3
)
inspiration
(
2
)
inspiring person
(
2
)
introduction
(
3
)
kids
(
6
)
mancillus
(
6
)
mom
(
4
)
outdoor
(
1
)
personal growth
(
2
)
photoshop
(
1
)
poem
(
1
)
resep
(
6
)
review
(
1
)
tahun pertama
(
3
)
thought
(
5
)
translation
(
1
)
tutorial
(
1
)
underthesun
(
2
)
waste
(
4
)
Popular Posts
-
Namanya Terry. Perawakannya yang mungil memudahkannya gesit berlari ke sana- ke sini. Awalnya saya tertipu dengan wajahnya yang ke”bule-bule...
-
Gako gagak berbulu hitam legam. Matanya hitam, paruhnya hitam, cakarnya hitam. Suaranya pun besar dan sumbang. Semua padanya terasa seram. ...
-
Bekerja pada sebuah NGO/LSM yang sangat bergantung pada komitmen para donor dan donatur, saya menemukan satu hal yang unik. Coba dengarkan c...
-
Kejadian: awal April 2007. Karena Desember ga mungkin mudik, kita pun paskahan di Salatiga. Pas ke Yogya, aku yang lagi flu cukup berat dema...
-
[peringatan: posting ini panjang dan berbau curhat] :p Saya ini sangat suka menelusuri masalah-masalah yang timbul akibat proses translite...
-
Setelah kursus bahasa Inggris yang tidak terlalu sukses , Manci memutuskan untuk belajar bertukang. Dalam hatinya memang masih tersimpan ger...
-
Dua tahun ga pulang ke rumah ortuku, long weekend Agustus kali ditambah cuti beberapa hari, aku manfaatkan untuk menjenguk Belinyu, kota kec...
-
Danau eks tambang, Belinyu Bangka is a small island near Sumatra, sits below the equator. The weather and climate is hot and humid. Rocky wh...
-
I was so emotionally attached to Vivi, our compact sedan. Tiada hari tanpa Vivi, begitulah. Apalagi sejak tinggal di Gading Serpong, saya ya...
Blog Archive
Powered by Blogger.
Selamat berpuasa, Devke sayang.
ReplyDeletePerintah agama atau bukan, puasa itu memang nutrisi bagi tubuh dan jiwa.
Terasa sekali ketika puasa, rasa tenteram hadir di antara lapar dan lemas. Aku juga memaknai puasa sebagai jeda. Setiap hari dari jam ke jam, binatang dalam diri kumanjakan. Kali-kali suruh dia puasa, agar sekian jam dalam seminggu kita bisa leluasa mendekati-Nya.
Langsing? Aku juga mau... tapi jaim dikit, lah--puasa demi keberkahan, tapi bonus kalau bisa dibayar di muka huehehehe...
Uh.. terharu bacanya, Anna.. Thanks so much, darling...
ReplyDelete