Sunday, December 14, 2014

Hillsong! Yeay!

Mumpung di Sydney, dan hari Minggu, wajib dong menikmati persekutuan di Hillsong.
Kami akan ke kampus Hillsong di daerah Waterloo, atau biasanya disebut City Campus. Setelah dipelajari di Google Map, rute yang kami pilih adalah dengan naik kereta dari stasiun Kingcross yang lokasinya di belakang hotel Ibis Budget. Turun di stasiun Central, jalan sedikit nanti kami akan bertemu shuttle gratis yang disediakan oleh Hillsong.
Apa daya, ternyata sejak Sabtu ada pekerjaan perbaikan rel, dan jalur yang akan kami lewati termasuk di dalamnya. Rencana pun harus diubah.
Lagi-lagi, keluarga Ouw menawarkan tumpangan. Kami diarahkan untuk naik bus, lalu dengan kereta berangkat menuju stasiun yang dekat rumah mereka. Dari situ, Sun An akan menjemput kami dua rit, karena lagi-lagi peraturan yang ketat dalam berkendara. Sebagai orang Indonesia tentu gemas rasanya. Seharusnya kami berlima bisa diangkut sekali jalan, toh? Kimi tinggal dipangku. Ah, orang Indonesia memang menang dalam berhemat, tetapi tidak dalam menghemat nyawa. Hehehe.

Mengapa Harus Hillsong?
Mungkin ada yang belum tahu. Hillsong awalnya terkenal karena lagu-lagu praise and worship mereka yang mendunia. Setelah sekian lama dunia musik rohani kristen didominasi oleh label-label Amerika, tiba-tiba semua mata tertuju ke bawah sana, Australia. Negara yang tidak terlalu banyak terdengar gaung kekristenannya. Apa ada yang "rohani" datang dari bawah sana? :) Begitu kira-kira sangka orang.
Namun, Hillsong dengan Darlene Zschech, Reuben Morgan, dan timnya, menjadi begitu akrab di telinga penikmat musik rohani. Lagu-lagu mereka menyentuh hidup orang banyak. Lagu Shout to the Lord, dan Still yang menggetarkan itu, sudah diterjemahkan ke banyak bahasa dan sampai hari ini masih dinyanyikan. Mereka juga punya Hillsong Kids, yang albumnya juga sampai ke Indonesia. Gereja yang menaungi Hillsong ini kemudian berganti nama menjadi Hillsong Church.
Jadi, tentu saya tidak akan lewatkan kesempatan ini untuk beribadah di Hillsong.

Menunggu kereta
Perjalanannya sendiri juga tidak kalah asyik. Karena hari itu Minggu, harinya Family Fun-day Sunday. Artinya, dengan hanya $2.5 per orang, keluarga (minimal 1 orang tua, 1 anak) bisa menikmati sebagian besar angkutan umum yang disediakan oleh pemkot, baik bus, LRT, MRT, maupun ferry. Kimi gratis karena umurnya masih di bawah 4 tahun.

Pukul 9 kami jalan dari hotel (artinya pukul 5 di Serpong!). Meski sudah masuk musim panas, hari masih terasa dingin buat kami para orang tropis. Sydney berangin sekali, bisa masuk angin saya jika tidak pakai jaket. Kami menunggu bus yang akan mengantar kami ke Museum Station. Dari Museum Station kami akan naik kereta, untuk bertemu Sun An.
@Hillsong
Chloe mencoba pakai tongsis di depan pohon natal di Hillsong Church
Suasana Natal di Hillsong City Campus
Joel dan Chloe ikut ibadah anak di Hillsong Kids, sementara Kimi menolak ikut, jadi kami ajak dia masuk ke dalam ruang ibadah, dan dia tidur pulas sepanjang kebaktian. Suasana Natal sudah sangat kental di tanggal 30 November itu. Saya mulai terserang kantuk, apalagi waktu khotbah yang dibawakan oleh Pastor Brian Houston ditayangkan di layar (sepertinya tidak live). Jam tubuh saya masih mau merujuk ke waktu Indonesia bagian barat rupanya. :) Ditambah khotbah yang tidak interaktif, hanya terpaku pada layar, lama-lama rasanya seperti terhipnotis, seperti kebiasaan saya jika menonton apa pun, di layar televisi maupun layar bioskop. Tersihir. Untuk memejamkan mata. :)

Usai ibadah, karena ngantuk sangat, kami membeli kopi. Wah, para penjaga kedai kopinya sedang asyik mengobrol dengan bahasa Indonesia. Feels like home!

Dengan shuttle yang disediakan gereja, kami pergi ke arah Paddy's Market. Sudah lapar, perlu makan siang, dan tentu beli oleh-oleh.
Di dalam free shuttle milik Hillsong Church
Agenda hari ini adalah Circular Quay. Kami akan naik ferry, melihat dari dekat Sydney Opera House dan melewatkan waktu di daerah sana. 

Harbour Bridge dan Opera House di latar belakang


No comments :

Post a Comment